saat itu waktu usia 5 tahun saat masih bersekolah di taman kanak-kanak, aku minta ikut ibu ke pasar sepertinya di pasar tanah abang, ibu sengaja pergi ke pasar tanah abang karena ingin cari kain warna biru tua dan biru muda khas warna seragam harian TNI -AU rencananya ibu mau menjahit baju seragam TNI-AU untuk anak-anak, untuk adik saya yang merengek-rengek, ngiri sama anak tetangga yang tempo hari waktu acara karnaval 17 agustus-an pakai seragam polisi. Karena Bapak dari TNI-AU jadi ibu cari seragam itu untuk karnaval anak-anak, tapi ternyata dipasaran tidak ada, adanya seragam polisi. Karena itu ibu memutuskan untuk menjahitnya sendiri, pergilah ibu ke pasar tanah abang, seperti biasa saya selalu minta ikut juga, Kemana-mana mbuntut.
Sampai di pasar tanah abang, ibu masuk di sebuah toko india, Bau dupa khas india tercium wangi (walaupun saya gak suka baunya). Di toko pertama, saya yang kala itu masih kecil jadi masih pendek, di balik tumpukan kain, disela-selanya saya melihat foto besarr… sekali, sebesar orang, seorang pria berbaju orange, berambut kribo. Orang di foto itu matanya seperti menatap saya, tapi saya tidak takut. Setelah ibu lihat-lihat kain di toko itu dan ternyata kain yang dicari tidak ada, jadi ibu memutuskan untuk pindah ke toko sebelah.
Dan di toko sebelah ternyata saya lihat lagi foto yang besarr sekali mirip dengan foto di toko pertama, foto pria berbaju orange berambut kribo, lagi-lagi matanya menatap saya dari balik tumpukkan gulungan kain. Saya tidak tahu siapa pria itu? Tapi saya sih gak takut. Karena memang tidak menakutkan.
Berhubung kain yang dicari ibu tidak ada di toko ke-2 , akhirnya ibu memutuskan untuk pindah ke toko ke-3. Sampai ditoko ke-3 lagi-lagi saya melihat ada foto besarrr… sekali setinggi orang dewasa, foto pria berambut kribo, berbaju orange dan kali ini anehnya sorot matanya seperti ‘hidup’ menatap saya, namun lagi-lagi saya tidak merasa takut tuh, saya hanya bertanya-tanya dalam hati, siapa ya Dia?. Dimana-mana ada. Saya berkesimpulan mungkin yang punya toko kain sodaraan, soalnya engkongnya sama!. Namanya juga anak kecil, waktu itu saya belum bisa membedakan antara orang cina dengan orang india, lha yang di foto itu kan jelas-jelas orang india tapi saya menyebutnya ‘engkong’ hahaha.
Setelah bertahun-tahun, mungkin 25 tahun kemudian saya baru tahu kalau orang yang ada di foto itu adalah Sri Sathya Sai Baba, Guru Spiritual yang mengabdikan hidupnya untuk perbaikan kemanusiaan, penuh cinta-kasih.
Selanjutnya pesan-pesan Beliau saya baca dan coba pahami lewat buku saku yang ditulis oleh Bapak Anand Krishna ‘In the Footsteps of THE MASTER, mengikuti jejak Sang Guru Sejati ‘
U/mendapatkan bukunya bisa klik link dibawah ini :